Headlines News :
Home » , , , » Di manakah Makam KH. Sholeh nDarat?

Di manakah Makam KH. Sholeh nDarat?

Written By Unknown on Rabu, 13 Januari 2016 | 21.44

Setelah lama berziyarah ke makbaroh simbah KH. Abdullah Sajjad dan Simbah KH. Sholeh Bin Abdullah Sajjad, Sendang Guwo, Semarang bersama Lek Haris Ghufron, kami melanjutkan perjalanan ke makbaroh guru Mbah Sajjad, yang tak lain adalah simbah KH. Sholeh nDarat, di Berguto.

Setelah ziyarah, tiba-tiba lek Haris nyelethuk kepadaku:
"Gimana kalau kita berkunjung ke Habib Hasan?"
"Oke, silahkan lek, aku ikut saja", jawabku singkat.
Sejurus kemudian, motor yang kami tunggangi pun merayap di jalan raya. Menyusuri setiap gang yang berada di kota tua, kota Semarang. Sampailah kami di wilayah Pethek, namun sayang, Habib Hasan "tindha-an", sehingga kami tidak bisa bersua dengan beliau. Tidak kecewa dengan kepergian Habib Hasan, Lek Haris malah mengajakku mengunjungi Masjid peninggalan Mbah Sholeh nDarat di daerah yang bernama nDarat Nipah. Saat di tengah jalan, iseng-iseng aku bertanya kepada Lek Haris:
"Lek, kok bisa ya. Mbah Sholeh nDarat itu berasalah dari daerah nDarat. Masjid beliau pun di kawasan nDarat, tapi kenapa malah beliau di makamkan di daerah Berguto? Bukankah di daerah nDarat ini juga ada kuburan?"

"Wah, kalau masalah itu aku kurang tau Ya'. Coba nanti kita tanyakan kepada penjaga Masjid Mbah Sholeh saja. Mungkin kita menemukan jawabannya", jawab Lek Haris.

Sesampainya di Masjid Mbah Sholeh nDarat, saya langsung masuk dan mengamati seluruh sisi-sisi masjid tua tersebut. Saya membayangkan, mungkin dahulu di sinilah Mbah Sholeh nDarat mengajar santri-santri beliau yang datang dari seluruh Nusantara itu. Di sinikah dahulu ulama-ulama besar Nusantara itu "gelesotan" belajar, ngaji, maknani dan mungkin juga lalaran? Pikiran saya langsung tertuju pada Hadhroatus Syaikh Hasyim Asy'ari, Kiai Ahmad Dahlan, Kiai Abdullah Sajjad, Kiai Abdullah Mudzakkir, Kiai Siroj Prampelan, Kiai Mahfudz dan kiai-kiai lainnya yang kesemuanya menimba ilmu kepada Simbah Kiai Sholeh nDarat. Lagi-lagi, hati saya bertanya; "di sinikah beliau semua tersebut dulu mengaji?"
"Ya', sini...sini...ini ada cerita menarik dari muadzin masjid ini"
"Nggeh Lek"

Saya pun datang menghampiri Lek Haris yang sedang duduk berhadap-hadapan dengan seorang pemuda berbadan dempal, berkulit hitam dan bermuka india yang tersenyum pada saya.
"Ini lho Muadzin masjid ini dan penjaga di sini"
Saya pun menyalami beliau. Lalu Lek Haris berkata lagi:
"Ini pak, keponakan saya ini tadi bertanya; kenapa kok bisa makam Kiai Sholeh nDarat berada di Berguto, sementara masjid beliau berada di sini?"

"Ooohh...begini dek. Menurut penuturan salah satu cucu beliau yang rumahnya di depan masjid ini--sambil pak Muadzin menunjuk ke arah rumah tembok yang berada di depan pinggir Masjid--sebenarnya makam Mbah Sholeh nDarat itu ada di sini. Ya itu di depan sana--sambil lagi-lagi menunjuk ke arah sebuah makbarah yang baru saja di bangun--sementara yang ada di nDarat sana hanyalah sorbannya saja. Ceritanya, dulu masjid dan makbarah beliau ini menjadi pusat perkumpulan para ulama dengan laskar santri dari seluruh Nusantara untuk membahas perjuangan melawan penjajah. Semuanya kumpul di sini. Penjajah yang dahulunya berpusat di Semarang, mencium gelagat akan adanya pemberontakan dari kaum santri. Dan mereka tau, bahwa makbarah Mbah Sholeh nDarat memiliki daya tarik tersendiri yang bisa menyadarkan kaum santri akan artinya perang melawan penjajah dan pentingnya sebuah kemerdekaan.

Akhirnya dengan siasat licik kaum penjajah, mereka membuat isu seolah-olah mereka telah membongkar makbarah Mbah Sholeh nDarat. Lalu memindahkan jasad beliau ke daerah lain yang bernama Berguto. Padahal yang di pindah hanyalah sorban beliau saja. Padahal, jasad asli beliau masih di sini, di daerah nDarat Nipah ini", jelas pak Muadzin panjang lebar.

Mendengar cerita ini, hati saya bingung antara percaya dan tidak. Sebab Makbarah Mbah Sholeh nDarat yang ada di Berguto sudah bertahun-tahun menjadi pusat Ziyarah warga muslim. Bahkan tidak sedikit juga dari para ulama yang setiap tahunnya selalu menyempatkan diri untuk berziyarah ke sana. Tetapi, kisah yang di tuturkan oleh Pak Muadzin tersebut pun sebenarnya masuk akal. Karena memang kaum Walondo dulu sangatlah licik, dan dengan berbagai upaya apapun, mereka akan berusah menjauhkan rakyat Nusantara dari segala hal yang bisa membangkitkan semangat Jihad mereka melawan penjajah. Di antaranya adalah dengan menjauhkan mereka dari makam Keramat, seperti makbaroh Mbah Sholeh nDarat ini.

Jujur, saya tidak tau menahu sampai sekarang. Cerita manakah yang benar. Tetapi yang jelas, Simbah Kiai Sholeh nDarat adalah sesosok Ulama yang tidak hanya alim nan Allamah dalam bidangnya, tetapi beliau juga berhasil menelurkan karya ilmiah berupa kitab-kitab berhasa pegon--seperti dalam gambar di bawah ini--yang masih menjadi rujukan sampai sekarang. Lebih dari itu, beliau juga telah berhasil mengkader santri-santri beliau unutk kemudian menjadi ulama-ulama yang menyebarkan ajaran Islam yang penuh welas asih di seantero Nusantara. Itu adalah jasa besar beliau yang akan selalu di kenang oleh umat Islam Nusantara ini. Semoga Allah masih menurunkan ulama-ulama yang meneruskan perjuangan beliau....Lahul Fatihah...
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Ngobrol Dengan Admin

Our Fan Club

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Masruchan Sahab, S.Pd.I - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template